Kiko si AYAM JAGO YANG SOMBONG

KISAH AYAM JAGO YANG SOMBONG

KISAH AYAM JAGO YANG SOMBONG
Dongeng Si Ayam Jago yang Sombong


RumahDongeng.com kali ini menceritakan tentang kisah Ayam Jago yang sombong, selamat membaca. Dahulu kala ada seekor ayam jago yang sangat gagah. Namanya kiko Bulunya yang berwarna merah tampak begitu mengkilat, sayapnya yang lebar dan paruhnya yang kokoh menambah kegagahan ayam jago tersebut di antara ayam-ayam yang ada.


Kegagahan kiko tersebut dan kokoknya yang panjang membuat dia menajdi sombong, dia sering mengejek ayam ayam jago lainnya dan sering menantang mereka untuk beradu dalam berkokok. Tentu saja tidak ada yang berani, karena kiko begitu pnyat dalam berkokok.


Suatu hari kiko dan ayam –ayam lainnya pergi mencari makan ke hutan, di hutan banyak makanan lezat, sudah lama mereka tidak memakan cacing hutan yang gemuk dan lezat.


"Hari ini aku ingin makan cacing hutan", kata kiko.

"Ayo kita pergi mencari cacing hutan".


Kiko dan teman-temannya mencari di pinngir hutan, sudah hampir setengah hari mereka mnecari, namun tak seeokor pun cacing hutan mereka temukan. akhirnya mereka masuk ke dalam hutan dan mereka menemukan banyak cacing hutan.


"Wah, kata kiko", "lihatlah betapa banyaknya cacing hutan dan gemuk ayo kita makan". 

"Jangan berisik kiko" kata muro, "Kita sedang berada di hutan, kita belum pernah kesini".

 

Kata muro mengingatkan dan juga diikuti oleh teman temnan kiko yang lain untuk mengingatkan kiko.


"Tenang saja" kata kiko, "Disini tidak ada apa-apa, tidak ada yang berani melawan aku, aku kan punya taji yang tajam dan paruh yang kuat, semua akan takut melihat aku".


"Huh…" jangan sombong kamu kiko kata teman temannya serentak.


Setelah kiko dan teman-temannya mendapatkan banyak cacing, momo si ayam betina berkata, "ayo kita kembali, sebelum petang".

 

“Mengapa kita harus kembali dengan terburu buru?” angin bertip dengan sepoi –sepoi , cuaca sore sangatlah indah, aku belum ingin kembali".


"Aku ingin menyanyi dengan suara kokok ku yang merdu agar pengsisi hutan kalau aku adalah ayam yang paling hebat dan gagah".


"Hentikan, berisik suara mu yang sangat memekakkan itu, kamu bodoh!!", teriak momo.


"Di hutan ini banyak elang, nanti elang akan mencari tahu sumber suara kokokanmu dan akan  memangsa kita".


"Apaaa!!, berisik katamu? kamu sebut nyanyianku yang merdu ini berisik?", kata kiko dengan marah.


"Aku rasa kamu iri padaku, karena kamu tidak dapat menyanyi separuh saja dari kemampuanku".


"Kalau begitu berkokok lah terus kami akan duluan pulang", kata momo dan teman-temannya dan segera pergi dari dari hutan.


"Ko ko kok kok"……….. kokok kiko dengan sangat panjang.


Kiko terus asik berkokok sambil mengepak-ngepakkan sayapnya.


Belum selesai berkokok tiba-tiba ada sosok besar yang terbang meyambar kiko, ternyata kokokan kiko mengundang elang untuk memangsanya.


Kokok kiko hilang seiring di telan oleh rerimbunan pohon di hutan.


Kiko yang gagah telah berada di cengkraman elang, dan akan menjadi santapan makan malam buat keluarga elang.


Pesan Moral yang terkandung dari DONGENG AYAM JAGO YANG SOMBONG adalah, "Kesombongan akan membawa celaka". 



BIODATA PENULIS RUMAH DONGENG 

Ahmad Zainuddin Ujung lahir di Desa Pasi, Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi, 21 Maret 1989. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN No 033911 Belang Malum, jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di selesaikan di SMPN 3 Sidikalang, jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMAN 2 Sidikalang, Kabupaten Dairi. 


Gelar sarjananya diperoleh dari Universitas Negeri Medan (Unimed) pada tahun 2012 dengan menyandang gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pada tahun 2013 penulis terpilih menjadi salah satu guru daerah terpencil dalam program SM3T penempatan Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.


Pada tahun 2014 penulis kembali ke tanah kelahirannya dan menjadi tenaga pendidik di SDN No 030277 Teladan Sidikalang pada tahun 2016. Sekarang penulis aktif mengajar di SDN No 036562 Ponjian. Penulis aktif mengikuti kelas belajar puisi dan mengikuti beberapa event lomba puisi dan telah menghasilkan beberapa karya. Saat ini penulis juga sedang menyelesaikan cerita bersambung dalam bahasa daerah Pakpak dengan tema pendidikan berjudul Mersikkola Tikan Arnia (Sekolah Pada Zaman Dulu). 


Penulis sudah menetaskan satu buah buku puisi tunggal yang berjudul Sang Peneroka di Negeri Andalas, Antologi puisi bersama Sumbu Kaki Langit, Puisi Cinkiuain, Antologi Sampah, Rumah Sebuah Buku, Seruling Sunyi Untuk Mama Bumi, Pusi Asia Tenggara, Selamat tinggal masa lalu selamat datang lembar baru (antologi cerpen dan puisi), antologi pantun karmina , antologi puisi Guru dan Dosen ,  dan  Buku Gema Lobat Tanoh Sulang Silima tahun 2020 ( Buku sastra daerah Pakpak Dairi  sebagai buku refrensi dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolah ),  dan beberapa  buku antologi lainya .

Posting Komentar untuk "Kiko si AYAM JAGO YANG SOMBONG"